Senin, 03 Juni 2013

Me






             PUPUS
 

                           

                                                         

By :
                                                Dina Irawaty N
                                                          07
                                                          X3







PUPUS

Alarm yang berdering keras itu pun membangunkan seorang gadis muda nan cantik jelita. Ia adalah Ira, seorang gadis SMA 1 muntilan yang kini akan menjadi siswa semester III.
Jam yg telah menunjukan pukul 06.30 itu membuat Ira bergegas menuju kamar mandi karena ini adalah hari pertamanya untuk memulai semester III,dan merasakan sebagai kakak kelas di SMA N 1 Muntilan. Setelah selesai mandi dan siap untuk berangkat sekolah ia bergegas memanaskan motornya dan pergi dengan kecepatan full.

Saat diperjalanan dia bertemu dengan sahabatnya yaitu Rio, dia bersahabat dengan Rio sejak ia kelas 3 SMP, mereka selalu melakukan hal bersama-sama dan menceritakan yang mereka rasakan dalam hal sedih maupun senang.

“hey Rio, butuh boncengan?” Teriak Ira saat melihat Rio di pinggir bengkel,mungkin motornya terkena paku sulap buatan para pekerja bengkel yang licik.
“wah kebetulan kamu lewat,kalo enggak aku bisa kena cipratan ludah pak Bahrudin” kata Rio  sambil menaiki motor Ira untuk numpang sampai sekolah. Pak Bahrudin adalah seorang kepala sekolah SMA N 1 Muntilan yang terkenal tegas dan tidak  segan-segan untuk meghukum siswa yang tidak tertib dan tidak mematuhi aturan sekolah.

06.55 akhirnya mereka sampai ke sekolahan yang berwarna hijau, tapi hanya cat-nya saja, taman sekolah mungkin hanya sebagian saja yang masih terurus.

`“huft, akhirnya kita sampai juga ya ” kata Ira sambil menunjukan rautnya yang bangga karena bisa menerobos jalanan yang macet.
“ii iyaaaa” jawab Rio yang tubuhnya bergetar karna ketakutan saat membonceng Ira yang mengebut dan sangat gesit dalam hal menerobos kemacetan yang panjang.

Saat tiba di kelas mereka bergegas menuju lapangan upacara, karena hari ini adalah hari senin. Seorang guru olahraga pun meniupkan peluit, yang membutat kuping para siswa mau copot,

“prrriiiitt….prrriiiitttt….pprriiittt” peluit yang berbunyi beberapa kali membuat para siswa berlari ke lapangan dan memasuki pintu masuk ke lapangan yang sangat kecil dan membuat para siswa berdesakan untuk masuk ke lapangan dan melakukan kegiatan yang menjadi adat istiadat para siswa,guru bahkan seluruh masyarakat SMA N 1 Muntilan.

“anak-anak dimohon tenang karena upacara segera di mulai” pak guru telah memberikan tanda karna upacara akan dimulai. Lapangan pun menjadi hening seketika dan upacara pun dimulai. Upacara berjalan dengan lancar dan seluruh siswa maupun guru keluar dari lapangan dan memulai  kegiatan pembelajaran seperti biasa.

Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran yang paling menakutkan diantara pelajaran yang lainnya…matematika ‘’matematika oohh matematika‘’. Tak lama kemudian seseorang yang berbadan tegap,berkaca mata,berkumis dan sambil membawa tongkat kecil yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi dan buku paket matematika yang berlapis-lapis itu berjalan dari arah kantor menuju kelas mereka.

 “pak Bonar otw,pak Bonar otw” teriak seorang teman ku yang menandakan bahwa pak guru matematika akan datang. Semua murid pun berlari-larian untuk duduk di tempat mereka masing-masing.
Pintu kelas pun terbuka dan seorang guru matematika yang “killer’’ itu masuk dan menyapa semua murid dikelas kami, para murid pun memberikan salam dengan melihatkan raut muka yang ketakutan itu, dan pelajaran pun dimulai dengan wajah – wajah murid yang konstrasi hanya 25% karna 75% itu adalah ketakutan.
Bel istirahat pun berbunyi,para siswa keluar kelas sambil menarik nafas yang panjang karena mampu melewati rintangan pelajaran matematika.

‘‘Ira ayoo kekantin,hari ini aku yang traktir ’’ ajak Rio dengan tampang orang menengah keatas tapi  enggak terlalu keatas.
‘‘halah gayamu, emang punya duit berapa sih pake acara mau traktir segala ’’ ejek Ira
‘‘ yeee, jangan kira tampang kayak gini tapi dompet tebell’’ Rio mencoba menyanggah ejekan Ira
 ‘‘dompetmu itu tebel gara-gara banyak kertas kasbon,iya kan ?haha’’ Ira mentertawakan Rio dengan wajah banggan karena dapat menjatuhkan omongan Rio
‘‘yaudah kalo gak mau ditraktir’’ kata Rio sambil meninggalkan Ira yang masih tertawa terpingkal-pingkal
‘‘heyyy rio jangan tinggalin aku,tungguu aku rii ’’ teriak Ira yang sambil lari menuju arah Rio yang telah meninggalkannya

Saat tiba dikantin seperti biasa mereka memesan menu utama yang telah menjadi langganan yaitu soto ayam dan es teh manis. Saat mereka berdua sedang asyik menikmati makanan mereka tiba-tiba seorang yang diidamkan oleh Ira datang dan duduk disamping Ira,ia bernama Eza,seorang pemain basket dan multitalent yang digemari para kaum hawa di sekolah itu.

‘‘hey Ira ternyata kau ada disini’’ tanya Eza
‘‘ eh iya,kenapa emang ?’’ jawab Ira dengan wajah yang gugup itu
‘‘gapapa sih,kamu kesini bareng siapa ? ’’ Eza pun bertanya lagi
‘‘ sama tuhh anak’’ jawab ira sambil memonyongkan mulutnya ke arah Rio yang sedang asyik menikmati soto ayam,mungkin karena enak atau juga karena kelaparan wkwkwk
‘‘eh kalo ntar gak sibuk,kamu mau gak jalan sama aku ke alun-alun’’ seketika itu pula Rio memalingkan wajahnya dan menatap Eza
‘‘eh mau mau,jam berapa ?’’ jawab Ira, dan Rio hanya bisa menundukkan kepala lalu kembali melanjutkan makan
‘‘ya ntar jam 5 sore,ntar aku jemput kamu dirumah kamu ya ?’’ tanya Eza dengan tampangnya yang cool abis
‘‘okeokeoke’’ jawab Ira dengan raut muka yang terlihat seperti mendarat di pulau kapas yang bertaburan bunga-bunga yang indah nan wangi.

Saat pulang sekolah Ira kebingungan mencari Rio,karena saat istirahat ke-2 Rio sudah tidak ada,atau mungkin dia sudah pulang duluan tapi kalau pun Rio pulang itu pasti ada alasannya ohhh atau jangan-jangan tadi dia bolos sekolah pikir Ira dalam hati.

‘‘eh tadi liat Rio gak ?’’ tanya Ira ke beberapa murid yang lewat, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui keberadaan si Rio. Akhirnya Ira memutuskan pulang sendiri tanpa sahabatnya yang dari tadi menghilang entah kemana.

Hari ini Ira akan diajak jalan oleh pujaan hatinya,ini adalah moment paling penting buat Ira, moment ini harus dicatat di buku muri sebagai moment penting dihidup Ira di tahun 2013,haha…

Saat sesampainya di rumah Ira bingung mempersiapkan baju yang akan dikenakannya saat jalan dengan Eza sang penakluk hatinya. Tanpa disadari jam telah menunjukan pukul 16.25 itu tandanya sebentar lagi Eza bakalan datang dan ira pun belum menemukan baju yang cocok untuknya, tiba-tiba Ira pun teringat dengan baju pemberian Rio saat ultah nya tahun kemaren.


‘‘naaahh sepertinya baju ini cocok untuk jalan-jalan bersama Eza’’ kata Ira sambil mencobanya dan melihat di depan cermin di kamarnya yang sangat rapi itu.


‘‘tokk…tok…tok’’ ketukan pintu terdengar mungkin itu adalah Eza, ternyata benar juga dugaan Ira, Eza tampak lebih cool menggunakan baju biasa dari pada harus menggunakan seragam sekolah.

’’eh Eza, masuk dulu za ’’ pinta Ira yang baru menyelesaikan setengah dandanannya
‘‘ oke makasih’’ jawab Eza yang membuat hati Ira gemetaran
‘‘bentar ya za,aku siap-siap dulu’’ pinta Ira dengan nada yang sedikit gugup,dan Eza pun melemparkan senyuman cute-nya yang mengisyaratkan ‘iya’

Setelah siap mereka pun jalan bersama menggunakan mobil milik Eza
‘’Pantas saja bila Eza itu memiliki banyak penggemar udah mukanya cool,multitalent dia juga anak dari kontraktor terkaya di kota ku’’ batin Ira saat masuk ke dalam mobil Eza.

‘‘za kalo boleh tau,kenapa kamu ngajak aku jalan?’’ Tanya Ira penasaran
‘‘ada sesuatu yang mau aku tunjukin ke kamu’’ jawab Eza yang semakin membuatku menjadi penasaran. Saat diperjalanan Ira tak dapat bergerak sedikit pun,detak jantungnya pun berdetak lebih cepat dari sebelumnya, sesekali ia melirik ke muka Eza yang terlihat sangat cute,

‘‘ya ampun , kenapa jantung gue berdetak cepet banget ya?haduh kenapa ini,kenapa?’’ batin Ira yang mukanya terlihat memerah

Akhirnya sampai juga mereka ke tempat yang telah mereka rencanakan sebelumnya di kantin sekolahan. Ya seperti anak muda lainnya mereka hanya berjalan sambil memakan es krim.

‘‘Ra aku mau nunjukin kamu sesuatu,tapi kamu tutup mata dulu ya?’’ pinta Eza yang membuat Ira semakin penasaran

Setelah beberapa langkah akhirnya mereka  sampai ke sebuah tempat yang sangat indah,dan betapa terkejutnya Ira saat membuka matanya,ini adalah hal yang baru Ira rasakan saat melihat adanya rangkaian kata I LOVE U yang di susun oleh bunga mawar merah dan di tengahnya di beri lilin yang menyala. Sungguh sangat menyentuh lubuk hati Ira yang terdalam, dan disaat itu pula Eza mengungkapkan perasaannya kepada Ira

‘‘Ira would you be my girlfriend?’’ kata-kata yang keluar dari mulut Eza yang membuat tubuh Ira semakin kaku dan ia hanya bisa mengangguk sambil tersenyum, Ira nggak nyangka ternyata orang yang selama ini ia idamkan mempunyai rasa yang sama, sungguh ini adalah hari keberuntungan bagi Ira. Setelah menyatakan perasaanya terhadap Ira,Eza pun mengajak Ira jalan-jalan,makan dan mereka tertawa bersama.

Hari sudah mulai malam dan Eza pun mengantarkan Ira pulang


‘‘makasih ya za udah ngajak aku jalan-jalan sama makan’’ kata Ira sambil menunjukan perasaannya yang bahagia,tiba-tiba tangan Eza menyentuh bibir Ira dan berkata ‘‘itu semua aku lakuin karna aku sayang sama kamu’’.

                Sebelum Eza pergi ia membisikan sesuatu dekat telinga Ira,
‘I LOVE YOU’, bisikan yang sangat sederhana namun lembut itu membuat Ira semakin terpanah hatinya dengan panah cinta Eza yang sangat luar biasa yang bisa membuat hati,tubuh dan mulut Ira tidak bisa bergerak sedikitpun,saat akan masuk ke mobil Eza sempat melambaikan tangannya ke Ira dan Ira pun membalasanya dengan senyuman cantiknya.

Perasaan Ira saat ini mungkin mengalahkan perasaan bahagianya makhluk di dunia,dia masuk ke kamarnya sambil  menari-nari ala ballet profesioanal dan bernyayi ala penyanyi senior. Sampai-sampai ia lupa bahwa besok ada ulangan matematika bab trigonometri,dan akhirnya ia pun beranjak ke tempat tidurnya untuk beristirahat,tapi pas mau merem mata Ira selalu keingetan Eza,gk merem mata gimana mau tidurnya wkwk…

Keesokan harinya ia menjadi siswa paling rajin dikelasnya karena kemana-mana ia membawa buku matematika, itu karna tadi malam ia lupa belajar matematika, ia takut jika nilai ulangannya jelek dan di marahai kedua orangtuanya dan semua fasilitas yang ia miliki bisa di ambil jika ia mendapat nilai jelek.

‘‘hei kemaren kamu kemana aja,kok kemaren aku cari ke rumah kamu gak ada sih?kan kita uda janji mau belajar matematika bareng?’’ kata Rio yang mengagetkan Ira dari belakang
‘‘eh iya maaf aku lupa,soalnya kemren itu aku bahagia banget, mau tau gak kenapa?’’ jawab Ira yang membuat penasaran sahabatnya itu, Rio hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bertanya kepada Ira.
‘‘emangnya apa?kasi tau doong’’ pinta Rio dengan wajah penasaran
‘‘iihhh KEPO deh’’ ejek Ira sambil memeletkan lidahnya dan tersenyum
‘ihh pelit sekali anda ini’’ kata Rio sambil melihatkan wajah yang melas.
‘‘hahaha ngambek nii yee,oke gue kasi  tau ya, kemaren itu Eza nembak gue’’ kata Ira dengan mantap
‘‘yang bener? Wah brati dapet PJ dong,yeyeye dapet PJ dari Ira PJ PJ PJ’’ teriak Rio yang mebuat para siswa yang laen melihat kearah keduanya,dan tanpa berfikir panjang Ira pun menyeret  Rio karna teriakannya dapat membuat para siswa yang lain menjadi penasaran.

”ihh kenapa sih?” Tanya Rio sambil melepaskan tangannya dari gengggaman tangan Ira
“elu itu kenapa sih malah teriak-teriak di depan banyak siswa,gue kan jadi malu tau”bentak Ira dengan muka yang seikit geram dengan sahabatnya
“lha kenapa harus malu?”Tanya Rio dengan nada polos
“haduh udah deh lo itu gk bakalan tau, udah ya yang tau hubungan gue sama Eza itu baru lo doang jadi jangan bongkar rahasia ini”kata Ira yg masih geram
“wani piroo?”ejek Rio dengan muka yang polos
“gratis aja deh,lg gk punya duit nih” balas Ira dengan nada mengejek
Dan akhirnya mereka pun masuk kekelas dan mengerjakan ulangan matematika yang sangat rumit itu.

Saat dikantin Ira dan Rio bertemu dengan Eza yang kini menjadi pacarnya Ira. Seperti biasa mereka selalu memesan soto dan es teh. Tapi untuk makan kali ini sangat special untuk pasangan baru yaitu Ira dan Eza, mereka makan sambil menyuapin satu sama lain, yang membuat teman-teman mereka iri melihatnya

“ya ampun,kalian so sweet banget sihh” kata afda teman Ira yang menjadi salah satu orang ter-Alay di sekolahnya.

Hampir setiap malam Eza selalu telpon-telponan dengan Ira,dari yang dulunya pake bb kalo Cuma buat bbm-an,sakarang dipake buat telpon-telponan, yang dulunya bbm-an kalo inget aja sekarang dipake kapan aja dan dimana aja,dari yang dulunya manggil aku kamu sekarang jadi ada sayang-sayangnya hehehe…

Minggu pertama hubungan mereka manis banget,minggu kedua masih manis dongg,minggu ketiga dan keempat masih manis,bulan pertama semuanya manis masuk bulan kedua manisnya ilang jadi pahit,pahittt bangett….

Hari demi hari,jam demi jam,menit demi menit dan detik demi detik telah berlalu,seperti hubungan yang telah dilewati oleh Ira dan Eza. Namun belakangan ini Eza mulai berubah sifatnya, entah karena apa yang membuat Eza menjadi berubah, Ira pun menjadi bingung dengan sikap Eza,yang akhir-akhir ini sibuk untuk ditemui dan sibuk saat di telpon.


Ira pun memutuskan untuk datang ke rumah Eza dengan diam-diam tanpa bilang terlebih dahulu dengan Eza. Tanpa berfikir lama Ira langsung pergi menuju rumah Eza menggunakan motor kesayangannya.


“tok..tok…tok” Ira mengetuk pintu rumah Eza dengan semangat,namun yang membuka hanya seorang bibi yang membawa sulak ditangannya dan melampirkan sebuah serbet disebelah punggunya.

“ada apa ya Non?” Tanya seorang wanita separuh baya itu
“Eza ada bi ?” tanya Ira sambil melihat-lihat kedalam rumah yang sangat besar dan indah itu
“ohhh orangnya barusan aja pergi Non” jawab bibi itu sambil mengacungkan jempolnya kearah gerbang.
“pergi kemana bi?sama siapa?” tanya Ira yang bertambah penasaran
“waahh kalo perginya kemana saya kurang tau Non,tapi tadi dia pergi sama cewek seumuran enon kalo gak salah namanya sinta Non”  jawab bibi itu dengan wajah yang polos

Betapa kagetnya Ira saat mendengarkan penjelasan dari bibi itu. Ira hanya bisa pulang dengan kesedihannya yang mendalam, Ira langsung mengangkatkan kaki dari rumah yang besar itu dan pulang dengan meneteskan air mata, tapi sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Rio karena udah 1minggu ini Rio tidak terlihat dan tidak masuk sekolah padahal minggu ini banyak sekali ulangan.

‘‘permisi Rio…Rio..’’ Teriak Ira sambil mengetuk pintu
Ternyata yang keluar adalah adiknya Rio,ia bernama Steve
“kak Rio gak ada dirumah kak” jawabnya dengan muka yang masih kekanak-kanakan
“lah emangnya Kak Rio kemana” Tanya Ira cemas
“Kak Rio udah satu minggu ini dirawat dirumah sakit kak”jawabnya yang mengagetkan Ira
“emang Kak Rio sakit apa dek”Tanya Ira dengan nada yang sedikit memaksa
“kalo gak salah Kak Rio saki kanker otak kak” jawabnya dengan wajah polos

Sungguh Ira tidak menyangka bahwa Rio sabahatnya menderita penyakit kanker padahal setiap hari dia selalu ceria,tidak disangka ternyata dibalik hiasan bibirnya ia menyimpan penderitaan yang mungkin tidak semua orang sanggup melewati rintangan yang begitu mempertaruhkan nyawanya.

Keesokan harinya setelah pulang sekolah Ira langsung menjenguk sahabatnya itu. Betapa sedihnya perasaan Ira saat melihat sahabatnya sedang di opname. Sungguh kini Ira mendapatkan beban yang berat,setelah mengetahui bahwa Eza selingkuh kini sahabatnya sendiri sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit yang terbilang ganas itu.

“Rio ini gue Ira sahabat lo,lo gak boleh pergi Ri,gue gak bisa curhat sama siapa-siapa lagi kalo elo gak ada,lo harus bisa bertahan Ri,sekarang gue tau kalo Eza Cuma mempermainkan gue di selingkuh sama cewek lain Ri,ayo RI bangun gue gak bisa curhat sama siapa-siapa lagi selain elo Ri,Cuma elo sahabat terbaik gue” Ira yang berkata sambil meneteskan ratusan air mata yang tidak bisa terbendung dari matanya itu sambil memegang tangan sahabatnya yang sedang di opname itu.





Tiba-tiba ada seorang ibu yang masuk keruangan dan mengatakan

“apa kamu yang bernama Ira” tanya seorang ibu itu
‘‘iya,, ada appa ya  bu ?’’ Tanya Ira sambil mengahapus air mata yang keluar dari matanya
‘’Rio sudah cerita banyak tentang kamu,dan kini Rio mengidap penyakit yang berbahaya dan dokter memvonis Rio bahwa ia hanya bisa bertahan selama 10 hari’’ kata ibu itu sambil mengeluarkan air mata secara perlahan


Ira dan ibunya Rio pun menangis dan beberapa saat kemudian ibunya Rio mengeluarkan secarik kertas dan diberikan untuk Ira,surat itu adalah surat milik Rio yang sengaja dititipkan untuk dibaca oleh Ira.

Hari-hari yang telah ku lewati bersama mu,membuatku bahagia walaupun aku tau bahwa engkau bukanlah milik ku,sebenarnya aku tidak setuju kamu pacaran dengan Eza karena setahuku dia itu Playboy,tapi apa daya aku gak bisa menahan mu untuk mencintainya karena aku tahu bahwa kamu akan lebih bahagia bersamanya,setiap melihat senyuman mu yang indah itu membuatku lebih semangat berjuang hidup untuk melewati penyakit yang aku punya.kamu bagaikan inspirasi terhebatku karna kamu, aku bisa melewati semuanya dengan ringan, AKU SAYANG SAMA KAMU meski aku gak tau perasaan mu kepadaku, tapi aku mohon janganlah bersedih karena tangismu itu membuat hatiku teriris,semua tentang kita akan menjadi kenangan terindah dan hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi Dubes Perancis karena aku yakin kamu pasti bisa J

Betapa terharunya hati Ira saat ia membaca surat itu. Dia tidak menyangka bahawa Rio menyayanginya dengan tulus, air mata Ira pun kini tidak dapat terbendung lagi dan diiringi dengan suara isaknya. Beberapa jam kemudian LCD mendeteksi detak jantung Rio tiba-tiba terlihat lurus mendatar dan para dokter dan suster pun datang dan terlihat sibuk untuk mengurusi Rio. Dan disaat salah satu dokter mengatakan bahwa Rio sudah tiada dan seketika itu pula Ira jatuh lemas dan pingsan. Ia shock setelah mendengar pernyataan dari dokter tersebut.

Beberapa hari setelah kematian Rio, Ira tidak pernah keluar rumah dan tidak berangkat sekolah, dia hanya mendekam dirinya di kamar dan terkadang menangis tanpa alasan. Dia tidak bisa melepaskan kepergian sahabatnya apalagi ditambah dengan Eza yang kini menggantungkan hubungannya dengan Ira. Sungguh saat ini Ira merasakan beban pikiran dan batin yang sangat berat.Ira tidak tahu apa yg harus ia lakukan dan Ia tidak mau melakukan apa-apa. Kehilangan pacar sama sahabat itu aduh rasanya itu sesuatu banget,seriuss,sumpah,asli

Sampai suatu hari saat dia membereskan kamarnya dia menemukan sebuah kertas yang terbang akibat hembusan angin yang masuk dari jendela kamarnya. Tanpa berfikir lama Ira mengambil surat tersebut, ternyata kertas itu adalah kertas milik Rio yang diberikan untuk Ira sebelum ajal menjemput Rio.

Ira pun duduk diatas kasur bergambar menara Eifel miliknya. Saat membaca surat tersebut Ira termenung sesaat setelah membaca kalimat yang berbunyi “…hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi Dubes Perancis karena aku yakin kamu pasti bisa J

Dan disaat itu pula semangat Ira mulai meggelora dalam hatinya. Ira kini menjadi sosok Ira yang dulu, menjadi Ira yang periang dan murah senyum. Dan setelah melewati Ujian Nasional Ira melanjutkan kuliah di Perancis





Setelah beberapa tahun di Perancis untuk melakukan pekerjaannya menjadi Dubes Perancis, ia pun pulang ke negara kelahirannya yaitu Indonesia, tempat pertama kali yang ia kunjungi di Indonesia adalah makam sahabatnya,Rio. Setelah menaburkan bunga Ira bebicara

“Rio kini aku telah berhasil menggapai cita-cita ku sebagai Dubes Perancis,aku yakin kalo kamu pasti bangga sama aku walaupun kamu tidak ada disisiku saat ini” setelah mengatakan kata-kata tersebut tiba-tiba hembusan angin yang segar dan lembut itu menggores kulit Ira yang halus, hembusan angin itu seperti membawa sosok Rio dalam benak Ira,dan angin yang segar itu memberikan semangat untuk Ira agar ia menjadi seseorang yang sukses agar ia bisa membanggakan semua orang.

Air mata kebahagian yang keluar dari mata Ira tersebut mengiringi langkahnya untuk meninggalkan makam sahabatnya.


The End




             PUPUS
 

                           

                                                         

By :
                                                Dina Irawaty N
                                                          07
                                                          X3







PUPUS

Alarm yang berdering keras itu pun membangunkan seorang gadis muda nan cantik jelita. Ia adalah Ira, seorang gadis SMA 1 muntilan yang kini akan menjadi siswa semester III.
Jam yg telah menunjukan pukul 06.30 itu membuat Ira bergegas menuju kamar mandi karena ini adalah hari pertamanya untuk memulai semester III,dan merasakan sebagai kakak kelas di SMA N 1 Muntilan. Setelah selesai mandi dan siap untuk berangkat sekolah ia bergegas memanaskan motornya dan pergi dengan kecepatan full.

Saat diperjalanan dia bertemu dengan sahabatnya yaitu Rio, dia bersahabat dengan Rio sejak ia kelas 3 SMP, mereka selalu melakukan hal bersama-sama dan menceritakan yang mereka rasakan dalam hal sedih maupun senang.

“hey Rio, butuh boncengan?” Teriak Ira saat melihat Rio di pinggir bengkel,mungkin motornya terkena paku sulap buatan para pekerja bengkel yang licik.
“wah kebetulan kamu lewat,kalo enggak aku bisa kena cipratan ludah pak Bahrudin” kata Rio  sambil menaiki motor Ira untuk numpang sampai sekolah. Pak Bahrudin adalah seorang kepala sekolah SMA N 1 Muntilan yang terkenal tegas dan tidak  segan-segan untuk meghukum siswa yang tidak tertib dan tidak mematuhi aturan sekolah.

06.55 akhirnya mereka sampai ke sekolahan yang berwarna hijau, tapi hanya cat-nya saja, taman sekolah mungkin hanya sebagian saja yang masih terurus.

`“huft, akhirnya kita sampai juga ya ” kata Ira sambil menunjukan rautnya yang bangga karena bisa menerobos jalanan yang macet.
“ii iyaaaa” jawab Rio yang tubuhnya bergetar karna ketakutan saat membonceng Ira yang mengebut dan sangat gesit dalam hal menerobos kemacetan yang panjang.

Saat tiba di kelas mereka bergegas menuju lapangan upacara, karena hari ini adalah hari senin. Seorang guru olahraga pun meniupkan peluit, yang membutat kuping para siswa mau copot,

“prrriiiitt….prrriiiitttt….pprriiittt” peluit yang berbunyi beberapa kali membuat para siswa berlari ke lapangan dan memasuki pintu masuk ke lapangan yang sangat kecil dan membuat para siswa berdesakan untuk masuk ke lapangan dan melakukan kegiatan yang menjadi adat istiadat para siswa,guru bahkan seluruh masyarakat SMA N 1 Muntilan.

“anak-anak dimohon tenang karena upacara segera di mulai” pak guru telah memberikan tanda karna upacara akan dimulai. Lapangan pun menjadi hening seketika dan upacara pun dimulai. Upacara berjalan dengan lancar dan seluruh siswa maupun guru keluar dari lapangan dan memulai  kegiatan pembelajaran seperti biasa.

Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran yang paling menakutkan diantara pelajaran yang lainnya…matematika ‘’matematika oohh matematika‘’. Tak lama kemudian seseorang yang berbadan tegap,berkaca mata,berkumis dan sambil membawa tongkat kecil yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi dan buku paket matematika yang berlapis-lapis itu berjalan dari arah kantor menuju kelas mereka.

 “pak Bonar otw,pak Bonar otw” teriak seorang teman ku yang menandakan bahwa pak guru matematika akan datang. Semua murid pun berlari-larian untuk duduk di tempat mereka masing-masing.
Pintu kelas pun terbuka dan seorang guru matematika yang “killer’’ itu masuk dan menyapa semua murid dikelas kami, para murid pun memberikan salam dengan melihatkan raut muka yang ketakutan itu, dan pelajaran pun dimulai dengan wajah – wajah murid yang konstrasi hanya 25% karna 75% itu adalah ketakutan.
Bel istirahat pun berbunyi,para siswa keluar kelas sambil menarik nafas yang panjang karena mampu melewati rintangan pelajaran matematika.

‘‘Ira ayoo kekantin,hari ini aku yang traktir ’’ ajak Rio dengan tampang orang menengah keatas tapi  enggak terlalu keatas.
‘‘halah gayamu, emang punya duit berapa sih pake acara mau traktir segala ’’ ejek Ira
‘‘ yeee, jangan kira tampang kayak gini tapi dompet tebell’’ Rio mencoba menyanggah ejekan Ira
 ‘‘dompetmu itu tebel gara-gara banyak kertas kasbon,iya kan ?haha’’ Ira mentertawakan Rio dengan wajah banggan karena dapat menjatuhkan omongan Rio
‘‘yaudah kalo gak mau ditraktir’’ kata Rio sambil meninggalkan Ira yang masih tertawa terpingkal-pingkal
‘‘heyyy rio jangan tinggalin aku,tungguu aku rii ’’ teriak Ira yang sambil lari menuju arah Rio yang telah meninggalkannya

Saat tiba dikantin seperti biasa mereka memesan menu utama yang telah menjadi langganan yaitu soto ayam dan es teh manis. Saat mereka berdua sedang asyik menikmati makanan mereka tiba-tiba seorang yang diidamkan oleh Ira datang dan duduk disamping Ira,ia bernama Eza,seorang pemain basket dan multitalent yang digemari para kaum hawa di sekolah itu.

‘‘hey Ira ternyata kau ada disini’’ tanya Eza
‘‘ eh iya,kenapa emang ?’’ jawab Ira dengan wajah yang gugup itu
‘‘gapapa sih,kamu kesini bareng siapa ? ’’ Eza pun bertanya lagi
‘‘ sama tuhh anak’’ jawab ira sambil memonyongkan mulutnya ke arah Rio yang sedang asyik menikmati soto ayam,mungkin karena enak atau juga karena kelaparan wkwkwk
‘‘eh kalo ntar gak sibuk,kamu mau gak jalan sama aku ke alun-alun’’ seketika itu pula Rio memalingkan wajahnya dan menatap Eza
‘‘eh mau mau,jam berapa ?’’ jawab Ira, dan Rio hanya bisa menundukkan kepala lalu kembali melanjutkan makan
‘‘ya ntar jam 5 sore,ntar aku jemput kamu dirumah kamu ya ?’’ tanya Eza dengan tampangnya yang cool abis
‘‘okeokeoke’’ jawab Ira dengan raut muka yang terlihat seperti mendarat di pulau kapas yang bertaburan bunga-bunga yang indah nan wangi.

Saat pulang sekolah Ira kebingungan mencari Rio,karena saat istirahat ke-2 Rio sudah tidak ada,atau mungkin dia sudah pulang duluan tapi kalau pun Rio pulang itu pasti ada alasannya ohhh atau jangan-jangan tadi dia bolos sekolah pikir Ira dalam hati.

‘‘eh tadi liat Rio gak ?’’ tanya Ira ke beberapa murid yang lewat, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui keberadaan si Rio. Akhirnya Ira memutuskan pulang sendiri tanpa sahabatnya yang dari tadi menghilang entah kemana.

Hari ini Ira akan diajak jalan oleh pujaan hatinya,ini adalah moment paling penting buat Ira, moment ini harus dicatat di buku muri sebagai moment penting dihidup Ira di tahun 2013,haha…

Saat sesampainya di rumah Ira bingung mempersiapkan baju yang akan dikenakannya saat jalan dengan Eza sang penakluk hatinya. Tanpa disadari jam telah menunjukan pukul 16.25 itu tandanya sebentar lagi Eza bakalan datang dan ira pun belum menemukan baju yang cocok untuknya, tiba-tiba Ira pun teringat dengan baju pemberian Rio saat ultah nya tahun kemaren.


‘‘naaahh sepertinya baju ini cocok untuk jalan-jalan bersama Eza’’ kata Ira sambil mencobanya dan melihat di depan cermin di kamarnya yang sangat rapi itu.


‘‘tokk…tok…tok’’ ketukan pintu terdengar mungkin itu adalah Eza, ternyata benar juga dugaan Ira, Eza tampak lebih cool menggunakan baju biasa dari pada harus menggunakan seragam sekolah.

’’eh Eza, masuk dulu za ’’ pinta Ira yang baru menyelesaikan setengah dandanannya
‘‘ oke makasih’’ jawab Eza yang membuat hati Ira gemetaran
‘‘bentar ya za,aku siap-siap dulu’’ pinta Ira dengan nada yang sedikit gugup,dan Eza pun melemparkan senyuman cute-nya yang mengisyaratkan ‘iya’

Setelah siap mereka pun jalan bersama menggunakan mobil milik Eza
‘’Pantas saja bila Eza itu memiliki banyak penggemar udah mukanya cool,multitalent dia juga anak dari kontraktor terkaya di kota ku’’ batin Ira saat masuk ke dalam mobil Eza.

‘‘za kalo boleh tau,kenapa kamu ngajak aku jalan?’’ Tanya Ira penasaran
‘‘ada sesuatu yang mau aku tunjukin ke kamu’’ jawab Eza yang semakin membuatku menjadi penasaran. Saat diperjalanan Ira tak dapat bergerak sedikit pun,detak jantungnya pun berdetak lebih cepat dari sebelumnya, sesekali ia melirik ke muka Eza yang terlihat sangat cute,

‘‘ya ampun , kenapa jantung gue berdetak cepet banget ya?haduh kenapa ini,kenapa?’’ batin Ira yang mukanya terlihat memerah

Akhirnya sampai juga mereka ke tempat yang telah mereka rencanakan sebelumnya di kantin sekolahan. Ya seperti anak muda lainnya mereka hanya berjalan sambil memakan es krim.

‘‘Ra aku mau nunjukin kamu sesuatu,tapi kamu tutup mata dulu ya?’’ pinta Eza yang membuat Ira semakin penasaran

Setelah beberapa langkah akhirnya mereka  sampai ke sebuah tempat yang sangat indah,dan betapa terkejutnya Ira saat membuka matanya,ini adalah hal yang baru Ira rasakan saat melihat adanya rangkaian kata I LOVE U yang di susun oleh bunga mawar merah dan di tengahnya di beri lilin yang menyala. Sungguh sangat menyentuh lubuk hati Ira yang terdalam, dan disaat itu pula Eza mengungkapkan perasaannya kepada Ira

‘‘Ira would you be my girlfriend?’’ kata-kata yang keluar dari mulut Eza yang membuat tubuh Ira semakin kaku dan ia hanya bisa mengangguk sambil tersenyum, Ira nggak nyangka ternyata orang yang selama ini ia idamkan mempunyai rasa yang sama, sungguh ini adalah hari keberuntungan bagi Ira. Setelah menyatakan perasaanya terhadap Ira,Eza pun mengajak Ira jalan-jalan,makan dan mereka tertawa bersama.

Hari sudah mulai malam dan Eza pun mengantarkan Ira pulang


‘‘makasih ya za udah ngajak aku jalan-jalan sama makan’’ kata Ira sambil menunjukan perasaannya yang bahagia,tiba-tiba tangan Eza menyentuh bibir Ira dan berkata ‘‘itu semua aku lakuin karna aku sayang sama kamu’’.

                Sebelum Eza pergi ia membisikan sesuatu dekat telinga Ira,
‘I LOVE YOU’, bisikan yang sangat sederhana namun lembut itu membuat Ira semakin terpanah hatinya dengan panah cinta Eza yang sangat luar biasa yang bisa membuat hati,tubuh dan mulut Ira tidak bisa bergerak sedikitpun,saat akan masuk ke mobil Eza sempat melambaikan tangannya ke Ira dan Ira pun membalasanya dengan senyuman cantiknya.

Perasaan Ira saat ini mungkin mengalahkan perasaan bahagianya makhluk di dunia,dia masuk ke kamarnya sambil  menari-nari ala ballet profesioanal dan bernyayi ala penyanyi senior. Sampai-sampai ia lupa bahwa besok ada ulangan matematika bab trigonometri,dan akhirnya ia pun beranjak ke tempat tidurnya untuk beristirahat,tapi pas mau merem mata Ira selalu keingetan Eza,gk merem mata gimana mau tidurnya wkwk…

Keesokan harinya ia menjadi siswa paling rajin dikelasnya karena kemana-mana ia membawa buku matematika, itu karna tadi malam ia lupa belajar matematika, ia takut jika nilai ulangannya jelek dan di marahai kedua orangtuanya dan semua fasilitas yang ia miliki bisa di ambil jika ia mendapat nilai jelek.

‘‘hei kemaren kamu kemana aja,kok kemaren aku cari ke rumah kamu gak ada sih?kan kita uda janji mau belajar matematika bareng?’’ kata Rio yang mengagetkan Ira dari belakang
‘‘eh iya maaf aku lupa,soalnya kemren itu aku bahagia banget, mau tau gak kenapa?’’ jawab Ira yang membuat penasaran sahabatnya itu, Rio hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bertanya kepada Ira.
‘‘emangnya apa?kasi tau doong’’ pinta Rio dengan wajah penasaran
‘‘iihhh KEPO deh’’ ejek Ira sambil memeletkan lidahnya dan tersenyum
‘ihh pelit sekali anda ini’’ kata Rio sambil melihatkan wajah yang melas.
‘‘hahaha ngambek nii yee,oke gue kasi  tau ya, kemaren itu Eza nembak gue’’ kata Ira dengan mantap
‘‘yang bener? Wah brati dapet PJ dong,yeyeye dapet PJ dari Ira PJ PJ PJ’’ teriak Rio yang mebuat para siswa yang laen melihat kearah keduanya,dan tanpa berfikir panjang Ira pun menyeret  Rio karna teriakannya dapat membuat para siswa yang lain menjadi penasaran.

”ihh kenapa sih?” Tanya Rio sambil melepaskan tangannya dari gengggaman tangan Ira
“elu itu kenapa sih malah teriak-teriak di depan banyak siswa,gue kan jadi malu tau”bentak Ira dengan muka yang seikit geram dengan sahabatnya
“lha kenapa harus malu?”Tanya Rio dengan nada polos
“haduh udah deh lo itu gk bakalan tau, udah ya yang tau hubungan gue sama Eza itu baru lo doang jadi jangan bongkar rahasia ini”kata Ira yg masih geram
“wani piroo?”ejek Rio dengan muka yang polos
“gratis aja deh,lg gk punya duit nih” balas Ira dengan nada mengejek
Dan akhirnya mereka pun masuk kekelas dan mengerjakan ulangan matematika yang sangat rumit itu.

Saat dikantin Ira dan Rio bertemu dengan Eza yang kini menjadi pacarnya Ira. Seperti biasa mereka selalu memesan soto dan es teh. Tapi untuk makan kali ini sangat special untuk pasangan baru yaitu Ira dan Eza, mereka makan sambil menyuapin satu sama lain, yang membuat teman-teman mereka iri melihatnya

“ya ampun,kalian so sweet banget sihh” kata afda teman Ira yang menjadi salah satu orang ter-Alay di sekolahnya.

Hampir setiap malam Eza selalu telpon-telponan dengan Ira,dari yang dulunya pake bb kalo Cuma buat bbm-an,sakarang dipake buat telpon-telponan, yang dulunya bbm-an kalo inget aja sekarang dipake kapan aja dan dimana aja,dari yang dulunya manggil aku kamu sekarang jadi ada sayang-sayangnya hehehe…

Minggu pertama hubungan mereka manis banget,minggu kedua masih manis dongg,minggu ketiga dan keempat masih manis,bulan pertama semuanya manis masuk bulan kedua manisnya ilang jadi pahit,pahittt bangett….

Hari demi hari,jam demi jam,menit demi menit dan detik demi detik telah berlalu,seperti hubungan yang telah dilewati oleh Ira dan Eza. Namun belakangan ini Eza mulai berubah sifatnya, entah karena apa yang membuat Eza menjadi berubah, Ira pun menjadi bingung dengan sikap Eza,yang akhir-akhir ini sibuk untuk ditemui dan sibuk saat di telpon.


Ira pun memutuskan untuk datang ke rumah Eza dengan diam-diam tanpa bilang terlebih dahulu dengan Eza. Tanpa berfikir lama Ira langsung pergi menuju rumah Eza menggunakan motor kesayangannya.


“tok..tok…tok” Ira mengetuk pintu rumah Eza dengan semangat,namun yang membuka hanya seorang bibi yang membawa sulak ditangannya dan melampirkan sebuah serbet disebelah punggunya.

“ada apa ya Non?” Tanya seorang wanita separuh baya itu
“Eza ada bi ?” tanya Ira sambil melihat-lihat kedalam rumah yang sangat besar dan indah itu
“ohhh orangnya barusan aja pergi Non” jawab bibi itu sambil mengacungkan jempolnya kearah gerbang.
“pergi kemana bi?sama siapa?” tanya Ira yang bertambah penasaran
“waahh kalo perginya kemana saya kurang tau Non,tapi tadi dia pergi sama cewek seumuran enon kalo gak salah namanya sinta Non”  jawab bibi itu dengan wajah yang polos

Betapa kagetnya Ira saat mendengarkan penjelasan dari bibi itu. Ira hanya bisa pulang dengan kesedihannya yang mendalam, Ira langsung mengangkatkan kaki dari rumah yang besar itu dan pulang dengan meneteskan air mata, tapi sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Rio karena udah 1minggu ini Rio tidak terlihat dan tidak masuk sekolah padahal minggu ini banyak sekali ulangan.

‘‘permisi Rio…Rio..’’ Teriak Ira sambil mengetuk pintu
Ternyata yang keluar adalah adiknya Rio,ia bernama Steve
“kak Rio gak ada dirumah kak” jawabnya dengan muka yang masih kekanak-kanakan
“lah emangnya Kak Rio kemana” Tanya Ira cemas
“Kak Rio udah satu minggu ini dirawat dirumah sakit kak”jawabnya yang mengagetkan Ira
“emang Kak Rio sakit apa dek”Tanya Ira dengan nada yang sedikit memaksa
“kalo gak salah Kak Rio saki kanker otak kak” jawabnya dengan wajah polos

Sungguh Ira tidak menyangka bahwa Rio sabahatnya menderita penyakit kanker padahal setiap hari dia selalu ceria,tidak disangka ternyata dibalik hiasan bibirnya ia menyimpan penderitaan yang mungkin tidak semua orang sanggup melewati rintangan yang begitu mempertaruhkan nyawanya.

Keesokan harinya setelah pulang sekolah Ira langsung menjenguk sahabatnya itu. Betapa sedihnya perasaan Ira saat melihat sahabatnya sedang di opname. Sungguh kini Ira mendapatkan beban yang berat,setelah mengetahui bahwa Eza selingkuh kini sahabatnya sendiri sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit yang terbilang ganas itu.

“Rio ini gue Ira sahabat lo,lo gak boleh pergi Ri,gue gak bisa curhat sama siapa-siapa lagi kalo elo gak ada,lo harus bisa bertahan Ri,sekarang gue tau kalo Eza Cuma mempermainkan gue di selingkuh sama cewek lain Ri,ayo RI bangun gue gak bisa curhat sama siapa-siapa lagi selain elo Ri,Cuma elo sahabat terbaik gue” Ira yang berkata sambil meneteskan ratusan air mata yang tidak bisa terbendung dari matanya itu sambil memegang tangan sahabatnya yang sedang di opname itu.





Tiba-tiba ada seorang ibu yang masuk keruangan dan mengatakan

“apa kamu yang bernama Ira” tanya seorang ibu itu
‘‘iya,, ada appa ya  bu ?’’ Tanya Ira sambil mengahapus air mata yang keluar dari matanya
‘’Rio sudah cerita banyak tentang kamu,dan kini Rio mengidap penyakit yang berbahaya dan dokter memvonis Rio bahwa ia hanya bisa bertahan selama 10 hari’’ kata ibu itu sambil mengeluarkan air mata secara perlahan


Ira dan ibunya Rio pun menangis dan beberapa saat kemudian ibunya Rio mengeluarkan secarik kertas dan diberikan untuk Ira,surat itu adalah surat milik Rio yang sengaja dititipkan untuk dibaca oleh Ira.

Hari-hari yang telah ku lewati bersama mu,membuatku bahagia walaupun aku tau bahwa engkau bukanlah milik ku,sebenarnya aku tidak setuju kamu pacaran dengan Eza karena setahuku dia itu Playboy,tapi apa daya aku gak bisa menahan mu untuk mencintainya karena aku tahu bahwa kamu akan lebih bahagia bersamanya,setiap melihat senyuman mu yang indah itu membuatku lebih semangat berjuang hidup untuk melewati penyakit yang aku punya.kamu bagaikan inspirasi terhebatku karna kamu, aku bisa melewati semuanya dengan ringan, AKU SAYANG SAMA KAMU meski aku gak tau perasaan mu kepadaku, tapi aku mohon janganlah bersedih karena tangismu itu membuat hatiku teriris,semua tentang kita akan menjadi kenangan terindah dan hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi Dubes Perancis karena aku yakin kamu pasti bisa J

Betapa terharunya hati Ira saat ia membaca surat itu. Dia tidak menyangka bahawa Rio menyayanginya dengan tulus, air mata Ira pun kini tidak dapat terbendung lagi dan diiringi dengan suara isaknya. Beberapa jam kemudian LCD mendeteksi detak jantung Rio tiba-tiba terlihat lurus mendatar dan para dokter dan suster pun datang dan terlihat sibuk untuk mengurusi Rio. Dan disaat salah satu dokter mengatakan bahwa Rio sudah tiada dan seketika itu pula Ira jatuh lemas dan pingsan. Ia shock setelah mendengar pernyataan dari dokter tersebut.

Beberapa hari setelah kematian Rio, Ira tidak pernah keluar rumah dan tidak berangkat sekolah, dia hanya mendekam dirinya di kamar dan terkadang menangis tanpa alasan. Dia tidak bisa melepaskan kepergian sahabatnya apalagi ditambah dengan Eza yang kini menggantungkan hubungannya dengan Ira. Sungguh saat ini Ira merasakan beban pikiran dan batin yang sangat berat.Ira tidak tahu apa yg harus ia lakukan dan Ia tidak mau melakukan apa-apa. Kehilangan pacar sama sahabat itu aduh rasanya itu sesuatu banget,seriuss,sumpah,asli

Sampai suatu hari saat dia membereskan kamarnya dia menemukan sebuah kertas yang terbang akibat hembusan angin yang masuk dari jendela kamarnya. Tanpa berfikir lama Ira mengambil surat tersebut, ternyata kertas itu adalah kertas milik Rio yang diberikan untuk Ira sebelum ajal menjemput Rio.

Ira pun duduk diatas kasur bergambar menara Eifel miliknya. Saat membaca surat tersebut Ira termenung sesaat setelah membaca kalimat yang berbunyi “…hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi Dubes Perancis karena aku yakin kamu pasti bisa J

Dan disaat itu pula semangat Ira mulai meggelora dalam hatinya. Ira kini menjadi sosok Ira yang dulu, menjadi Ira yang periang dan murah senyum. Dan setelah melewati Ujian Nasional Ira melanjutkan kuliah di Perancis





Setelah beberapa tahun di Perancis untuk melakukan pekerjaannya menjadi Dubes Perancis, ia pun pulang ke negara kelahirannya yaitu Indonesia, tempat pertama kali yang ia kunjungi di Indonesia adalah makam sahabatnya,Rio. Setelah menaburkan bunga Ira bebicara

“Rio kini aku telah berhasil menggapai cita-cita ku sebagai Dubes Perancis,aku yakin kalo kamu pasti bangga sama aku walaupun kamu tidak ada disisiku saat ini” setelah mengatakan kata-kata tersebut tiba-tiba hembusan angin yang segar dan lembut itu menggores kulit Ira yang halus, hembusan angin itu seperti membawa sosok Rio dalam benak Ira,dan angin yang segar itu memberikan semangat untuk Ira agar ia menjadi seseorang yang sukses agar ia bisa membanggakan semua orang.

Air mata kebahagian yang keluar dari mata Ira tersebut mengiringi langkahnya untuk meninggalkan makam sahabatnya.


The End


Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Mengenai saya

SMA N I MUNTILAN,@Dina_Irawaty
 
Copyright dina irawaty 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .