Me
Senin, 03 Juni 2013
PUPUS
By :
Dina
Irawaty N
07
X3
PUPUS
Alarm yang berdering keras itu pun
membangunkan seorang gadis muda nan cantik jelita. Ia adalah Ira, seorang gadis
SMA 1 muntilan yang kini akan menjadi siswa semester III.
Jam yg telah menunjukan pukul 06.30
itu membuat Ira bergegas menuju kamar mandi karena ini adalah hari pertamanya
untuk memulai semester III,dan merasakan sebagai kakak kelas di SMA N 1
Muntilan. Setelah selesai mandi dan siap untuk berangkat sekolah ia bergegas
memanaskan motornya dan pergi dengan kecepatan full.
Saat diperjalanan dia bertemu
dengan sahabatnya yaitu Rio, dia bersahabat dengan Rio sejak ia kelas 3 SMP,
mereka selalu melakukan hal bersama-sama dan menceritakan yang mereka rasakan
dalam hal sedih maupun senang.
“hey Rio, butuh boncengan?” Teriak
Ira saat melihat Rio di pinggir bengkel,mungkin motornya terkena paku sulap
buatan para pekerja bengkel yang licik.
“wah kebetulan kamu lewat,kalo
enggak aku bisa kena cipratan ludah pak Bahrudin” kata Rio sambil menaiki motor Ira untuk numpang sampai
sekolah. Pak Bahrudin adalah seorang kepala sekolah SMA N 1 Muntilan yang
terkenal tegas dan tidak segan-segan
untuk meghukum siswa yang tidak tertib dan tidak mematuhi aturan sekolah.
06.55 akhirnya mereka sampai ke
sekolahan yang berwarna hijau, tapi hanya cat-nya saja, taman sekolah mungkin
hanya sebagian saja yang masih terurus.
`“huft, akhirnya kita sampai juga
ya ” kata Ira sambil menunjukan rautnya yang bangga karena bisa menerobos
jalanan yang macet.
“ii iyaaaa” jawab Rio yang tubuhnya
bergetar karna ketakutan saat membonceng Ira yang mengebut dan sangat gesit
dalam hal menerobos kemacetan yang panjang.
Saat tiba di kelas mereka bergegas
menuju lapangan upacara, karena hari ini adalah hari senin. Seorang guru
olahraga pun meniupkan peluit, yang membutat kuping para siswa mau copot,
“prrriiiitt….prrriiiitttt….pprriiittt”
peluit yang berbunyi beberapa kali membuat para siswa berlari ke lapangan dan
memasuki pintu masuk ke lapangan yang sangat kecil dan membuat para siswa
berdesakan untuk masuk ke lapangan dan melakukan kegiatan yang menjadi adat
istiadat para siswa,guru bahkan seluruh masyarakat SMA N 1 Muntilan.
“anak-anak dimohon tenang karena
upacara segera di mulai” pak guru telah memberikan tanda karna upacara akan
dimulai. Lapangan pun menjadi hening seketika dan upacara pun dimulai. Upacara
berjalan dengan lancar dan seluruh siswa maupun guru keluar dari lapangan dan
memulai kegiatan pembelajaran seperti
biasa.
Pelajaran pertama dimulai dengan
pelajaran yang paling menakutkan diantara pelajaran yang
lainnya…matematika ‘’matematika oohh matematika‘’. Tak lama kemudian
seseorang yang berbadan tegap,berkaca mata,berkumis dan sambil membawa tongkat
kecil yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi dan buku paket matematika yang
berlapis-lapis itu berjalan dari arah kantor menuju kelas mereka.
“pak Bonar otw,pak Bonar otw” teriak seorang
teman ku yang menandakan bahwa pak guru matematika akan datang. Semua murid pun
berlari-larian untuk duduk di tempat mereka masing-masing.
Pintu kelas pun terbuka dan seorang
guru matematika yang “killer’’ itu masuk dan menyapa semua murid dikelas
kami, para murid pun memberikan salam dengan melihatkan raut muka yang
ketakutan itu, dan pelajaran pun dimulai dengan wajah – wajah murid yang konstrasi
hanya 25% karna 75% itu adalah ketakutan.
Bel istirahat pun berbunyi,para
siswa keluar kelas sambil menarik nafas yang panjang karena mampu melewati
rintangan pelajaran matematika.
‘‘Ira ayoo kekantin,hari ini aku
yang traktir ’’ ajak Rio dengan tampang orang menengah keatas tapi enggak terlalu keatas.
‘‘halah gayamu, emang punya duit
berapa sih pake acara mau traktir segala ’’ ejek Ira
‘‘ yeee, jangan kira tampang kayak
gini tapi dompet tebell’’ Rio mencoba menyanggah ejekan Ira
‘‘dompetmu itu tebel gara-gara banyak kertas
kasbon,iya kan ?haha’’ Ira mentertawakan Rio dengan wajah banggan karena
dapat menjatuhkan omongan Rio
‘‘yaudah kalo gak mau ditraktir’’
kata Rio sambil meninggalkan Ira yang masih tertawa terpingkal-pingkal
‘‘heyyy rio jangan tinggalin
aku,tungguu aku rii ’’ teriak Ira yang sambil lari menuju arah Rio yang telah
meninggalkannya
Saat tiba dikantin seperti biasa
mereka memesan menu utama yang telah menjadi langganan yaitu soto ayam dan es
teh manis. Saat mereka berdua sedang asyik menikmati makanan mereka tiba-tiba
seorang yang diidamkan oleh Ira datang dan duduk disamping Ira,ia bernama
Eza,seorang pemain basket dan multitalent yang digemari para kaum hawa di
sekolah itu.
‘‘hey Ira ternyata kau ada disini’’ tanya Eza
‘‘ eh iya,kenapa emang ?’’ jawab Ira dengan wajah yang gugup itu
‘‘gapapa sih,kamu kesini bareng siapa ? ’’ Eza pun bertanya lagi
‘‘ sama tuhh anak’’ jawab ira sambil memonyongkan mulutnya ke arah Rio yang
sedang asyik menikmati soto ayam,mungkin karena enak atau juga karena kelaparan
wkwkwk
‘‘eh kalo ntar gak sibuk,kamu mau gak jalan sama aku ke alun-alun’’
seketika itu pula Rio memalingkan wajahnya dan menatap Eza
‘‘eh mau mau,jam berapa ?’’ jawab Ira, dan Rio hanya bisa menundukkan
kepala lalu kembali melanjutkan makan
‘‘ya ntar jam 5 sore,ntar aku jemput kamu dirumah kamu ya ?’’ tanya
Eza dengan tampangnya yang cool abis
‘‘okeokeoke’’ jawab Ira dengan raut muka yang terlihat seperti mendarat di
pulau kapas yang bertaburan bunga-bunga yang indah nan wangi.
Saat pulang sekolah Ira kebingungan mencari Rio,karena saat istirahat ke-2
Rio sudah tidak ada,atau mungkin dia sudah pulang duluan tapi kalau pun Rio
pulang itu pasti ada alasannya ohhh atau jangan-jangan tadi dia bolos sekolah
pikir Ira dalam hati.
‘‘eh tadi liat Rio gak ?’’ tanya Ira ke beberapa murid yang lewat,
tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui keberadaan si Rio. Akhirnya
Ira memutuskan pulang sendiri tanpa sahabatnya yang dari tadi menghilang entah
kemana.
Hari ini Ira akan diajak jalan oleh pujaan hatinya,ini adalah moment paling
penting buat Ira, moment ini harus dicatat di buku muri sebagai moment penting
dihidup Ira di tahun 2013,haha…
Saat sesampainya di rumah Ira bingung mempersiapkan baju yang akan
dikenakannya saat jalan dengan Eza sang penakluk hatinya. Tanpa disadari jam
telah menunjukan pukul 16.25 itu tandanya sebentar lagi Eza bakalan datang
dan ira pun belum menemukan baju yang cocok untuknya, tiba-tiba Ira pun
teringat dengan baju pemberian Rio saat ultah nya tahun kemaren.
‘‘naaahh sepertinya baju ini cocok untuk jalan-jalan bersama Eza’’ kata Ira
sambil mencobanya dan melihat di depan cermin di kamarnya yang sangat rapi itu.
‘‘tokk…tok…tok’’ ketukan pintu terdengar mungkin
itu adalah Eza, ternyata benar juga dugaan Ira, Eza tampak lebih cool
menggunakan baju biasa dari pada harus menggunakan seragam sekolah.
’’eh Eza, masuk dulu za ’’ pinta Ira yang baru
menyelesaikan setengah dandanannya
‘‘ oke makasih’’
jawab Eza yang membuat hati Ira gemetaran
‘‘bentar ya
za,aku siap-siap dulu’’ pinta Ira dengan nada yang sedikit gugup,dan Eza pun
melemparkan senyuman cute-nya yang mengisyaratkan ‘iya’
Setelah siap
mereka pun jalan bersama menggunakan mobil milik Eza
‘’Pantas saja
bila Eza itu memiliki banyak penggemar udah mukanya cool,multitalent dia juga
anak dari kontraktor terkaya di kota ku’’ batin Ira saat masuk ke dalam mobil
Eza.
‘‘za kalo boleh
tau,kenapa kamu ngajak aku jalan?’’ Tanya Ira penasaran
‘‘ada sesuatu
yang mau aku tunjukin ke kamu’’ jawab Eza yang semakin membuatku menjadi
penasaran. Saat diperjalanan Ira tak dapat bergerak sedikit pun,detak
jantungnya pun berdetak lebih cepat dari sebelumnya, sesekali ia melirik ke
muka Eza yang terlihat sangat cute,
‘‘ya ampun ,
kenapa jantung gue berdetak cepet banget ya?haduh kenapa ini,kenapa?’’ batin
Ira yang mukanya terlihat memerah
Akhirnya sampai
juga mereka ke tempat yang telah mereka rencanakan sebelumnya di kantin
sekolahan. Ya seperti anak muda lainnya mereka hanya berjalan sambil memakan es
krim.
‘‘Ra aku mau
nunjukin kamu sesuatu,tapi kamu tutup mata dulu ya?’’ pinta Eza yang membuat
Ira semakin penasaran
Setelah beberapa
langkah akhirnya mereka sampai ke sebuah
tempat yang sangat indah,dan betapa terkejutnya Ira saat membuka matanya,ini
adalah hal yang baru Ira rasakan saat melihat adanya rangkaian kata I LOVE U yang di susun oleh
bunga mawar merah dan di tengahnya di beri lilin yang menyala. Sungguh sangat
menyentuh lubuk hati Ira yang terdalam, dan disaat itu pula Eza mengungkapkan
perasaannya kepada Ira
‘‘Ira would you
be my girlfriend?’’ kata-kata yang keluar dari mulut Eza yang membuat tubuh Ira
semakin kaku dan ia hanya bisa mengangguk sambil tersenyum, Ira nggak nyangka
ternyata orang yang selama ini ia idamkan mempunyai rasa yang sama, sungguh ini
adalah hari keberuntungan bagi Ira. Setelah menyatakan perasaanya terhadap
Ira,Eza pun mengajak Ira jalan-jalan,makan dan mereka tertawa bersama.
Hari sudah mulai malam dan Eza pun mengantarkan Ira pulang
‘‘makasih ya za udah ngajak aku jalan-jalan sama makan’’ kata Ira sambil
menunjukan perasaannya yang bahagia,tiba-tiba tangan Eza menyentuh bibir Ira
dan berkata ‘‘itu semua aku lakuin karna aku sayang sama kamu’’.
Sebelum
Eza pergi ia membisikan sesuatu dekat telinga Ira,
‘I LOVE YOU’, bisikan yang sangat sederhana namun
lembut itu membuat Ira semakin terpanah hatinya dengan panah cinta Eza yang sangat
luar biasa yang bisa membuat hati,tubuh dan mulut Ira tidak bisa bergerak
sedikitpun,saat akan masuk ke mobil Eza sempat melambaikan tangannya ke Ira dan
Ira pun membalasanya dengan senyuman cantiknya.
Perasaan Ira saat ini mungkin mengalahkan perasaan
bahagianya makhluk di dunia,dia masuk ke kamarnya sambil menari-nari ala ballet profesioanal dan
bernyayi ala penyanyi senior. Sampai-sampai ia lupa bahwa besok ada ulangan
matematika bab trigonometri,dan akhirnya ia pun beranjak ke tempat tidurnya untuk
beristirahat,tapi pas mau merem mata Ira selalu keingetan Eza,gk merem mata
gimana mau tidurnya wkwk…
Keesokan harinya ia menjadi siswa paling rajin dikelasnya
karena kemana-mana ia membawa buku matematika, itu karna tadi malam ia lupa
belajar matematika, ia takut jika nilai ulangannya jelek dan di marahai kedua
orangtuanya dan semua fasilitas yang ia miliki bisa di ambil jika ia mendapat
nilai jelek.
‘‘hei kemaren kamu kemana aja,kok kemaren aku cari
ke rumah kamu gak ada sih?kan kita uda janji mau belajar matematika bareng?’’
kata Rio yang mengagetkan Ira dari belakang
‘‘eh iya maaf aku lupa,soalnya kemren itu aku
bahagia banget, mau tau gak kenapa?’’ jawab Ira yang membuat penasaran
sahabatnya itu, Rio hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bertanya kepada Ira.
‘‘emangnya
apa?kasi tau doong’’ pinta Rio dengan wajah penasaran
‘‘iihhh KEPO deh’’ ejek Ira sambil memeletkan lidahnya dan
tersenyum
‘ihh pelit sekali anda ini’’ kata Rio sambil melihatkan
wajah yang melas.
‘‘hahaha ngambek
nii yee,oke gue kasi tau ya, kemaren itu
Eza nembak gue’’ kata Ira dengan mantap
‘‘yang bener?
Wah brati dapet PJ dong,yeyeye dapet PJ dari Ira PJ PJ PJ’’ teriak Rio yang
mebuat para siswa yang laen melihat kearah keduanya,dan tanpa berfikir panjang
Ira pun menyeret Rio karna teriakannya
dapat membuat para siswa yang lain menjadi penasaran.
”ihh kenapa
sih?” Tanya Rio sambil melepaskan tangannya dari gengggaman tangan Ira
“elu itu kenapa
sih malah teriak-teriak di depan banyak siswa,gue kan jadi malu tau”bentak Ira dengan
muka yang seikit geram dengan sahabatnya
“lha kenapa
harus malu?”Tanya Rio dengan nada polos
“haduh udah deh
lo itu gk bakalan tau, udah ya yang tau hubungan gue sama Eza itu baru lo doang
jadi jangan bongkar rahasia ini”kata Ira yg masih geram
“wani
piroo?”ejek Rio dengan muka yang polos
“gratis aja deh,lg gk punya duit nih” balas Ira
dengan nada mengejek
Dan akhirnya
mereka pun masuk kekelas dan mengerjakan ulangan matematika yang sangat rumit
itu.
Saat dikantin Ira dan Rio bertemu dengan Eza yang
kini menjadi pacarnya Ira. Seperti biasa mereka selalu memesan soto dan es teh.
Tapi untuk makan kali ini sangat special untuk pasangan baru yaitu Ira dan Eza,
mereka makan sambil menyuapin satu sama lain, yang membuat teman-teman mereka
iri melihatnya
“ya ampun,kalian
so sweet banget sihh” kata afda teman Ira yang menjadi salah satu orang
ter-Alay di sekolahnya.
Hampir setiap
malam Eza selalu telpon-telponan dengan Ira,dari yang dulunya pake bb kalo Cuma
buat bbm-an,sakarang dipake buat telpon-telponan, yang dulunya bbm-an kalo
inget aja sekarang dipake kapan aja dan dimana aja,dari yang dulunya manggil
aku kamu sekarang jadi ada sayang-sayangnya hehehe…
Minggu pertama
hubungan mereka manis banget,minggu kedua masih manis dongg,minggu ketiga dan
keempat masih manis,bulan pertama semuanya manis masuk bulan kedua manisnya
ilang jadi pahit,pahittt bangett….
Hari demi
hari,jam demi jam,menit demi menit dan detik demi detik telah berlalu,seperti
hubungan yang telah dilewati oleh Ira dan Eza. Namun belakangan ini Eza mulai
berubah sifatnya, entah karena apa yang membuat Eza menjadi berubah, Ira pun
menjadi bingung dengan sikap Eza,yang akhir-akhir ini sibuk untuk ditemui dan
sibuk saat di telpon.
Ira pun memutuskan
untuk datang ke rumah Eza dengan diam-diam tanpa bilang terlebih dahulu dengan
Eza. Tanpa berfikir lama Ira langsung pergi menuju rumah Eza menggunakan motor
kesayangannya.
“tok..tok…tok”
Ira mengetuk pintu rumah Eza dengan semangat,namun yang membuka hanya seorang
bibi yang membawa sulak ditangannya dan melampirkan sebuah serbet disebelah
punggunya.
“ada apa ya
Non?” Tanya seorang wanita separuh baya itu
“Eza ada
bi ?” tanya Ira sambil melihat-lihat kedalam rumah yang sangat besar dan
indah itu
“ohhh orangnya
barusan aja pergi Non” jawab bibi itu sambil mengacungkan jempolnya kearah
gerbang.
“pergi kemana
bi?sama siapa?” tanya Ira yang bertambah penasaran
“waahh kalo
perginya kemana saya kurang tau Non,tapi tadi dia pergi sama cewek seumuran enon
kalo gak salah namanya sinta Non” jawab bibi itu dengan wajah yang polos
Betapa kagetnya Ira saat mendengarkan penjelasan
dari bibi itu. Ira hanya bisa pulang dengan kesedihannya yang mendalam, Ira
langsung mengangkatkan kaki dari rumah yang besar itu dan pulang dengan
meneteskan air mata, tapi sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk mampir ke
rumah Rio karena udah 1minggu ini Rio tidak terlihat dan tidak masuk sekolah
padahal minggu ini banyak sekali ulangan.
‘‘permisi Rio…Rio..’’ Teriak Ira sambil mengetuk
pintu
Ternyata yang
keluar adalah adiknya Rio,ia bernama Steve
“kak Rio gak ada
dirumah kak” jawabnya dengan muka yang masih kekanak-kanakan
“lah emangnya
Kak Rio kemana” Tanya Ira cemas
“Kak Rio udah
satu minggu ini dirawat dirumah sakit kak”jawabnya yang mengagetkan Ira
“emang Kak Rio
sakit apa dek”Tanya Ira dengan nada yang sedikit memaksa
“kalo gak salah
Kak Rio saki kanker otak kak” jawabnya dengan wajah polos
Sungguh Ira
tidak menyangka bahwa Rio sabahatnya menderita penyakit kanker padahal setiap
hari dia selalu ceria,tidak disangka ternyata dibalik hiasan bibirnya ia
menyimpan penderitaan yang mungkin tidak semua orang sanggup melewati rintangan
yang begitu mempertaruhkan nyawanya.
Keesokan harinya
setelah pulang sekolah Ira langsung menjenguk sahabatnya itu. Betapa sedihnya
perasaan Ira saat melihat sahabatnya sedang di opname. Sungguh kini Ira
mendapatkan beban yang berat,setelah mengetahui bahwa Eza selingkuh kini
sahabatnya sendiri sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit yang terbilang
ganas itu.
“Rio ini gue Ira
sahabat lo,lo gak boleh pergi Ri,gue gak bisa curhat sama siapa-siapa lagi kalo
elo gak ada,lo harus bisa bertahan Ri,sekarang gue tau kalo Eza Cuma
mempermainkan gue di selingkuh sama cewek lain Ri,ayo RI bangun gue gak bisa
curhat sama siapa-siapa lagi selain elo Ri,Cuma elo sahabat terbaik gue” Ira
yang berkata sambil meneteskan ratusan air mata yang tidak bisa terbendung dari
matanya itu sambil memegang tangan sahabatnya yang sedang di opname itu.
Tiba-tiba ada
seorang ibu yang masuk keruangan dan mengatakan
“apa kamu yang
bernama Ira” tanya seorang ibu itu
‘‘iya,, ada appa ya bu ?’’ Tanya Ira sambil mengahapus air mata yang keluar dari matanya
‘’Rio sudah cerita banyak tentang kamu,dan kini
Rio mengidap penyakit yang berbahaya dan dokter memvonis Rio bahwa ia hanya
bisa bertahan selama 10 hari’’ kata ibu itu sambil mengeluarkan air mata secara
perlahan
Ira dan ibunya Rio pun menangis dan beberapa saat
kemudian ibunya Rio mengeluarkan secarik kertas dan diberikan untuk Ira,surat
itu adalah surat milik Rio yang sengaja dititipkan untuk dibaca oleh Ira.
Hari-hari yang telah ku lewati bersama
mu,membuatku bahagia walaupun aku tau bahwa engkau bukanlah milik ku,sebenarnya
aku tidak setuju kamu pacaran dengan Eza karena setahuku dia itu Playboy,tapi
apa daya aku gak bisa menahan mu untuk mencintainya karena aku tahu bahwa kamu
akan lebih bahagia bersamanya,setiap melihat senyuman mu yang indah itu
membuatku lebih semangat berjuang hidup untuk melewati penyakit yang aku
punya.kamu bagaikan inspirasi terhebatku karna kamu, aku bisa melewati semuanya
dengan ringan, AKU SAYANG SAMA KAMU meski aku gak tau
perasaan mu kepadaku, tapi aku mohon janganlah bersedih karena tangismu itu
membuat hatiku teriris,semua tentang kita akan menjadi kenangan terindah dan
hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi Dubes Perancis karena
aku yakin kamu pasti bisa J
Betapa terharunya hati Ira saat ia membaca surat
itu. Dia tidak menyangka bahawa Rio menyayanginya dengan tulus, air mata Ira
pun kini tidak dapat terbendung lagi dan diiringi dengan suara isaknya.
Beberapa jam kemudian LCD mendeteksi detak jantung Rio tiba-tiba terlihat lurus
mendatar dan para dokter dan suster pun datang dan terlihat sibuk untuk
mengurusi Rio. Dan disaat salah satu dokter mengatakan bahwa Rio sudah tiada
dan seketika itu pula Ira jatuh lemas dan pingsan. Ia shock setelah mendengar
pernyataan dari dokter tersebut.
Beberapa hari setelah kematian Rio, Ira tidak
pernah keluar rumah dan tidak berangkat sekolah, dia hanya mendekam dirinya di
kamar dan terkadang menangis tanpa alasan. Dia tidak bisa melepaskan kepergian
sahabatnya apalagi ditambah dengan Eza yang kini menggantungkan hubungannya
dengan Ira. Sungguh saat ini Ira merasakan beban pikiran dan batin yang sangat
berat.Ira tidak tahu apa yg harus ia lakukan dan Ia tidak mau melakukan apa-apa.
Kehilangan pacar sama sahabat itu aduh rasanya itu sesuatu
banget,seriuss,sumpah,asli
Sampai suatu hari saat dia membereskan kamarnya
dia menemukan sebuah kertas yang terbang akibat hembusan angin yang masuk dari
jendela kamarnya. Tanpa berfikir lama Ira mengambil surat tersebut, ternyata
kertas itu adalah kertas milik Rio yang diberikan untuk Ira sebelum ajal
menjemput Rio.
Ira pun duduk diatas kasur bergambar menara Eifel
miliknya. Saat membaca surat tersebut Ira termenung sesaat setelah membaca
kalimat yang berbunyi “…hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi
Dubes Perancis karena aku yakin kamu pasti bisa J”
Dan disaat itu pula semangat Ira mulai meggelora
dalam hatinya. Ira kini menjadi sosok Ira yang dulu, menjadi Ira yang periang
dan murah senyum. Dan setelah melewati Ujian Nasional Ira melanjutkan kuliah di
Perancis
Setelah beberapa tahun di Perancis untuk melakukan
pekerjaannya menjadi Dubes Perancis, ia pun pulang ke negara kelahirannya yaitu
Indonesia, tempat pertama kali yang ia kunjungi di Indonesia adalah makam
sahabatnya,Rio. Setelah menaburkan bunga Ira bebicara
“Rio kini aku telah berhasil menggapai cita-cita
ku sebagai Dubes Perancis,aku yakin kalo kamu pasti bangga sama aku walaupun
kamu tidak ada disisiku saat ini” setelah mengatakan kata-kata tersebut
tiba-tiba hembusan angin yang segar dan lembut itu menggores kulit Ira yang
halus, hembusan angin itu seperti membawa sosok Rio dalam benak Ira,dan angin
yang segar itu memberikan semangat untuk Ira agar ia menjadi seseorang yang
sukses agar ia bisa membanggakan semua orang.
Air mata kebahagian yang keluar dari mata Ira
tersebut mengiringi langkahnya untuk meninggalkan makam sahabatnya.
The End
PUPUS
By :
Dina
Irawaty N
07
X3
PUPUS
Alarm yang berdering keras itu pun
membangunkan seorang gadis muda nan cantik jelita. Ia adalah Ira, seorang gadis
SMA 1 muntilan yang kini akan menjadi siswa semester III.
Jam yg telah menunjukan pukul 06.30
itu membuat Ira bergegas menuju kamar mandi karena ini adalah hari pertamanya
untuk memulai semester III,dan merasakan sebagai kakak kelas di SMA N 1
Muntilan. Setelah selesai mandi dan siap untuk berangkat sekolah ia bergegas
memanaskan motornya dan pergi dengan kecepatan full.
Saat diperjalanan dia bertemu
dengan sahabatnya yaitu Rio, dia bersahabat dengan Rio sejak ia kelas 3 SMP,
mereka selalu melakukan hal bersama-sama dan menceritakan yang mereka rasakan
dalam hal sedih maupun senang.
“hey Rio, butuh boncengan?” Teriak
Ira saat melihat Rio di pinggir bengkel,mungkin motornya terkena paku sulap
buatan para pekerja bengkel yang licik.
“wah kebetulan kamu lewat,kalo
enggak aku bisa kena cipratan ludah pak Bahrudin” kata Rio sambil menaiki motor Ira untuk numpang sampai
sekolah. Pak Bahrudin adalah seorang kepala sekolah SMA N 1 Muntilan yang
terkenal tegas dan tidak segan-segan
untuk meghukum siswa yang tidak tertib dan tidak mematuhi aturan sekolah.
06.55 akhirnya mereka sampai ke
sekolahan yang berwarna hijau, tapi hanya cat-nya saja, taman sekolah mungkin
hanya sebagian saja yang masih terurus.
`“huft, akhirnya kita sampai juga
ya ” kata Ira sambil menunjukan rautnya yang bangga karena bisa menerobos
jalanan yang macet.
“ii iyaaaa” jawab Rio yang tubuhnya
bergetar karna ketakutan saat membonceng Ira yang mengebut dan sangat gesit
dalam hal menerobos kemacetan yang panjang.
Saat tiba di kelas mereka bergegas
menuju lapangan upacara, karena hari ini adalah hari senin. Seorang guru
olahraga pun meniupkan peluit, yang membutat kuping para siswa mau copot,
“prrriiiitt….prrriiiitttt….pprriiittt”
peluit yang berbunyi beberapa kali membuat para siswa berlari ke lapangan dan
memasuki pintu masuk ke lapangan yang sangat kecil dan membuat para siswa
berdesakan untuk masuk ke lapangan dan melakukan kegiatan yang menjadi adat
istiadat para siswa,guru bahkan seluruh masyarakat SMA N 1 Muntilan.
“anak-anak dimohon tenang karena
upacara segera di mulai” pak guru telah memberikan tanda karna upacara akan
dimulai. Lapangan pun menjadi hening seketika dan upacara pun dimulai. Upacara
berjalan dengan lancar dan seluruh siswa maupun guru keluar dari lapangan dan
memulai kegiatan pembelajaran seperti
biasa.
Pelajaran pertama dimulai dengan
pelajaran yang paling menakutkan diantara pelajaran yang
lainnya…matematika ‘’matematika oohh matematika‘’. Tak lama kemudian
seseorang yang berbadan tegap,berkaca mata,berkumis dan sambil membawa tongkat
kecil yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi dan buku paket matematika yang
berlapis-lapis itu berjalan dari arah kantor menuju kelas mereka.
“pak Bonar otw,pak Bonar otw” teriak seorang
teman ku yang menandakan bahwa pak guru matematika akan datang. Semua murid pun
berlari-larian untuk duduk di tempat mereka masing-masing.
Pintu kelas pun terbuka dan seorang
guru matematika yang “killer’’ itu masuk dan menyapa semua murid dikelas
kami, para murid pun memberikan salam dengan melihatkan raut muka yang
ketakutan itu, dan pelajaran pun dimulai dengan wajah – wajah murid yang konstrasi
hanya 25% karna 75% itu adalah ketakutan.
Bel istirahat pun berbunyi,para
siswa keluar kelas sambil menarik nafas yang panjang karena mampu melewati
rintangan pelajaran matematika.
‘‘Ira ayoo kekantin,hari ini aku
yang traktir ’’ ajak Rio dengan tampang orang menengah keatas tapi enggak terlalu keatas.
‘‘halah gayamu, emang punya duit
berapa sih pake acara mau traktir segala ’’ ejek Ira
‘‘ yeee, jangan kira tampang kayak
gini tapi dompet tebell’’ Rio mencoba menyanggah ejekan Ira
‘‘dompetmu itu tebel gara-gara banyak kertas
kasbon,iya kan ?haha’’ Ira mentertawakan Rio dengan wajah banggan karena
dapat menjatuhkan omongan Rio
‘‘yaudah kalo gak mau ditraktir’’
kata Rio sambil meninggalkan Ira yang masih tertawa terpingkal-pingkal
‘‘heyyy rio jangan tinggalin
aku,tungguu aku rii ’’ teriak Ira yang sambil lari menuju arah Rio yang telah
meninggalkannya
Saat tiba dikantin seperti biasa
mereka memesan menu utama yang telah menjadi langganan yaitu soto ayam dan es
teh manis. Saat mereka berdua sedang asyik menikmati makanan mereka tiba-tiba
seorang yang diidamkan oleh Ira datang dan duduk disamping Ira,ia bernama
Eza,seorang pemain basket dan multitalent yang digemari para kaum hawa di
sekolah itu.
‘‘hey Ira ternyata kau ada disini’’ tanya Eza
‘‘ eh iya,kenapa emang ?’’ jawab Ira dengan wajah yang gugup itu
‘‘gapapa sih,kamu kesini bareng siapa ? ’’ Eza pun bertanya lagi
‘‘ sama tuhh anak’’ jawab ira sambil memonyongkan mulutnya ke arah Rio yang
sedang asyik menikmati soto ayam,mungkin karena enak atau juga karena kelaparan
wkwkwk
‘‘eh kalo ntar gak sibuk,kamu mau gak jalan sama aku ke alun-alun’’
seketika itu pula Rio memalingkan wajahnya dan menatap Eza
‘‘eh mau mau,jam berapa ?’’ jawab Ira, dan Rio hanya bisa menundukkan
kepala lalu kembali melanjutkan makan
‘‘ya ntar jam 5 sore,ntar aku jemput kamu dirumah kamu ya ?’’ tanya
Eza dengan tampangnya yang cool abis
‘‘okeokeoke’’ jawab Ira dengan raut muka yang terlihat seperti mendarat di
pulau kapas yang bertaburan bunga-bunga yang indah nan wangi.
Saat pulang sekolah Ira kebingungan mencari Rio,karena saat istirahat ke-2
Rio sudah tidak ada,atau mungkin dia sudah pulang duluan tapi kalau pun Rio
pulang itu pasti ada alasannya ohhh atau jangan-jangan tadi dia bolos sekolah
pikir Ira dalam hati.
‘‘eh tadi liat Rio gak ?’’ tanya Ira ke beberapa murid yang lewat,
tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui keberadaan si Rio. Akhirnya
Ira memutuskan pulang sendiri tanpa sahabatnya yang dari tadi menghilang entah
kemana.
Hari ini Ira akan diajak jalan oleh pujaan hatinya,ini adalah moment paling
penting buat Ira, moment ini harus dicatat di buku muri sebagai moment penting
dihidup Ira di tahun 2013,haha…
Saat sesampainya di rumah Ira bingung mempersiapkan baju yang akan
dikenakannya saat jalan dengan Eza sang penakluk hatinya. Tanpa disadari jam
telah menunjukan pukul 16.25 itu tandanya sebentar lagi Eza bakalan datang
dan ira pun belum menemukan baju yang cocok untuknya, tiba-tiba Ira pun
teringat dengan baju pemberian Rio saat ultah nya tahun kemaren.
‘‘naaahh sepertinya baju ini cocok untuk jalan-jalan bersama Eza’’ kata Ira
sambil mencobanya dan melihat di depan cermin di kamarnya yang sangat rapi itu.
‘‘tokk…tok…tok’’ ketukan pintu terdengar mungkin
itu adalah Eza, ternyata benar juga dugaan Ira, Eza tampak lebih cool
menggunakan baju biasa dari pada harus menggunakan seragam sekolah.
’’eh Eza, masuk dulu za ’’ pinta Ira yang baru
menyelesaikan setengah dandanannya
‘‘ oke makasih’’
jawab Eza yang membuat hati Ira gemetaran
‘‘bentar ya
za,aku siap-siap dulu’’ pinta Ira dengan nada yang sedikit gugup,dan Eza pun
melemparkan senyuman cute-nya yang mengisyaratkan ‘iya’
Setelah siap
mereka pun jalan bersama menggunakan mobil milik Eza
‘’Pantas saja
bila Eza itu memiliki banyak penggemar udah mukanya cool,multitalent dia juga
anak dari kontraktor terkaya di kota ku’’ batin Ira saat masuk ke dalam mobil
Eza.
‘‘za kalo boleh
tau,kenapa kamu ngajak aku jalan?’’ Tanya Ira penasaran
‘‘ada sesuatu
yang mau aku tunjukin ke kamu’’ jawab Eza yang semakin membuatku menjadi
penasaran. Saat diperjalanan Ira tak dapat bergerak sedikit pun,detak
jantungnya pun berdetak lebih cepat dari sebelumnya, sesekali ia melirik ke
muka Eza yang terlihat sangat cute,
‘‘ya ampun ,
kenapa jantung gue berdetak cepet banget ya?haduh kenapa ini,kenapa?’’ batin
Ira yang mukanya terlihat memerah
Akhirnya sampai
juga mereka ke tempat yang telah mereka rencanakan sebelumnya di kantin
sekolahan. Ya seperti anak muda lainnya mereka hanya berjalan sambil memakan es
krim.
‘‘Ra aku mau
nunjukin kamu sesuatu,tapi kamu tutup mata dulu ya?’’ pinta Eza yang membuat
Ira semakin penasaran
Setelah beberapa
langkah akhirnya mereka sampai ke sebuah
tempat yang sangat indah,dan betapa terkejutnya Ira saat membuka matanya,ini
adalah hal yang baru Ira rasakan saat melihat adanya rangkaian kata I LOVE U yang di susun oleh
bunga mawar merah dan di tengahnya di beri lilin yang menyala. Sungguh sangat
menyentuh lubuk hati Ira yang terdalam, dan disaat itu pula Eza mengungkapkan
perasaannya kepada Ira
‘‘Ira would you
be my girlfriend?’’ kata-kata yang keluar dari mulut Eza yang membuat tubuh Ira
semakin kaku dan ia hanya bisa mengangguk sambil tersenyum, Ira nggak nyangka
ternyata orang yang selama ini ia idamkan mempunyai rasa yang sama, sungguh ini
adalah hari keberuntungan bagi Ira. Setelah menyatakan perasaanya terhadap
Ira,Eza pun mengajak Ira jalan-jalan,makan dan mereka tertawa bersama.
Hari sudah mulai malam dan Eza pun mengantarkan Ira pulang
‘‘makasih ya za udah ngajak aku jalan-jalan sama makan’’ kata Ira sambil
menunjukan perasaannya yang bahagia,tiba-tiba tangan Eza menyentuh bibir Ira
dan berkata ‘‘itu semua aku lakuin karna aku sayang sama kamu’’.
Sebelum
Eza pergi ia membisikan sesuatu dekat telinga Ira,
‘I LOVE YOU’, bisikan yang sangat sederhana namun
lembut itu membuat Ira semakin terpanah hatinya dengan panah cinta Eza yang sangat
luar biasa yang bisa membuat hati,tubuh dan mulut Ira tidak bisa bergerak
sedikitpun,saat akan masuk ke mobil Eza sempat melambaikan tangannya ke Ira dan
Ira pun membalasanya dengan senyuman cantiknya.
Perasaan Ira saat ini mungkin mengalahkan perasaan
bahagianya makhluk di dunia,dia masuk ke kamarnya sambil menari-nari ala ballet profesioanal dan
bernyayi ala penyanyi senior. Sampai-sampai ia lupa bahwa besok ada ulangan
matematika bab trigonometri,dan akhirnya ia pun beranjak ke tempat tidurnya untuk
beristirahat,tapi pas mau merem mata Ira selalu keingetan Eza,gk merem mata
gimana mau tidurnya wkwk…
Keesokan harinya ia menjadi siswa paling rajin dikelasnya
karena kemana-mana ia membawa buku matematika, itu karna tadi malam ia lupa
belajar matematika, ia takut jika nilai ulangannya jelek dan di marahai kedua
orangtuanya dan semua fasilitas yang ia miliki bisa di ambil jika ia mendapat
nilai jelek.
‘‘hei kemaren kamu kemana aja,kok kemaren aku cari
ke rumah kamu gak ada sih?kan kita uda janji mau belajar matematika bareng?’’
kata Rio yang mengagetkan Ira dari belakang
‘‘eh iya maaf aku lupa,soalnya kemren itu aku
bahagia banget, mau tau gak kenapa?’’ jawab Ira yang membuat penasaran
sahabatnya itu, Rio hanya bisa menggelengkan kepalanya dan bertanya kepada Ira.
‘‘emangnya
apa?kasi tau doong’’ pinta Rio dengan wajah penasaran
‘‘iihhh KEPO deh’’ ejek Ira sambil memeletkan lidahnya dan
tersenyum
‘ihh pelit sekali anda ini’’ kata Rio sambil melihatkan
wajah yang melas.
‘‘hahaha ngambek
nii yee,oke gue kasi tau ya, kemaren itu
Eza nembak gue’’ kata Ira dengan mantap
‘‘yang bener?
Wah brati dapet PJ dong,yeyeye dapet PJ dari Ira PJ PJ PJ’’ teriak Rio yang
mebuat para siswa yang laen melihat kearah keduanya,dan tanpa berfikir panjang
Ira pun menyeret Rio karna teriakannya
dapat membuat para siswa yang lain menjadi penasaran.
”ihh kenapa
sih?” Tanya Rio sambil melepaskan tangannya dari gengggaman tangan Ira
“elu itu kenapa
sih malah teriak-teriak di depan banyak siswa,gue kan jadi malu tau”bentak Ira dengan
muka yang seikit geram dengan sahabatnya
“lha kenapa
harus malu?”Tanya Rio dengan nada polos
“haduh udah deh
lo itu gk bakalan tau, udah ya yang tau hubungan gue sama Eza itu baru lo doang
jadi jangan bongkar rahasia ini”kata Ira yg masih geram
“wani
piroo?”ejek Rio dengan muka yang polos
“gratis aja deh,lg gk punya duit nih” balas Ira
dengan nada mengejek
Dan akhirnya
mereka pun masuk kekelas dan mengerjakan ulangan matematika yang sangat rumit
itu.
Saat dikantin Ira dan Rio bertemu dengan Eza yang
kini menjadi pacarnya Ira. Seperti biasa mereka selalu memesan soto dan es teh.
Tapi untuk makan kali ini sangat special untuk pasangan baru yaitu Ira dan Eza,
mereka makan sambil menyuapin satu sama lain, yang membuat teman-teman mereka
iri melihatnya
“ya ampun,kalian
so sweet banget sihh” kata afda teman Ira yang menjadi salah satu orang
ter-Alay di sekolahnya.
Hampir setiap
malam Eza selalu telpon-telponan dengan Ira,dari yang dulunya pake bb kalo Cuma
buat bbm-an,sakarang dipake buat telpon-telponan, yang dulunya bbm-an kalo
inget aja sekarang dipake kapan aja dan dimana aja,dari yang dulunya manggil
aku kamu sekarang jadi ada sayang-sayangnya hehehe…
Minggu pertama
hubungan mereka manis banget,minggu kedua masih manis dongg,minggu ketiga dan
keempat masih manis,bulan pertama semuanya manis masuk bulan kedua manisnya
ilang jadi pahit,pahittt bangett….
Hari demi
hari,jam demi jam,menit demi menit dan detik demi detik telah berlalu,seperti
hubungan yang telah dilewati oleh Ira dan Eza. Namun belakangan ini Eza mulai
berubah sifatnya, entah karena apa yang membuat Eza menjadi berubah, Ira pun
menjadi bingung dengan sikap Eza,yang akhir-akhir ini sibuk untuk ditemui dan
sibuk saat di telpon.
Ira pun memutuskan
untuk datang ke rumah Eza dengan diam-diam tanpa bilang terlebih dahulu dengan
Eza. Tanpa berfikir lama Ira langsung pergi menuju rumah Eza menggunakan motor
kesayangannya.
“tok..tok…tok”
Ira mengetuk pintu rumah Eza dengan semangat,namun yang membuka hanya seorang
bibi yang membawa sulak ditangannya dan melampirkan sebuah serbet disebelah
punggunya.
“ada apa ya
Non?” Tanya seorang wanita separuh baya itu
“Eza ada
bi ?” tanya Ira sambil melihat-lihat kedalam rumah yang sangat besar dan
indah itu
“ohhh orangnya
barusan aja pergi Non” jawab bibi itu sambil mengacungkan jempolnya kearah
gerbang.
“pergi kemana
bi?sama siapa?” tanya Ira yang bertambah penasaran
“waahh kalo
perginya kemana saya kurang tau Non,tapi tadi dia pergi sama cewek seumuran enon
kalo gak salah namanya sinta Non” jawab bibi itu dengan wajah yang polos
Betapa kagetnya Ira saat mendengarkan penjelasan
dari bibi itu. Ira hanya bisa pulang dengan kesedihannya yang mendalam, Ira
langsung mengangkatkan kaki dari rumah yang besar itu dan pulang dengan
meneteskan air mata, tapi sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk mampir ke
rumah Rio karena udah 1minggu ini Rio tidak terlihat dan tidak masuk sekolah
padahal minggu ini banyak sekali ulangan.
‘‘permisi Rio…Rio..’’ Teriak Ira sambil mengetuk
pintu
Ternyata yang
keluar adalah adiknya Rio,ia bernama Steve
“kak Rio gak ada
dirumah kak” jawabnya dengan muka yang masih kekanak-kanakan
“lah emangnya
Kak Rio kemana” Tanya Ira cemas
“Kak Rio udah
satu minggu ini dirawat dirumah sakit kak”jawabnya yang mengagetkan Ira
“emang Kak Rio
sakit apa dek”Tanya Ira dengan nada yang sedikit memaksa
“kalo gak salah
Kak Rio saki kanker otak kak” jawabnya dengan wajah polos
Sungguh Ira
tidak menyangka bahwa Rio sabahatnya menderita penyakit kanker padahal setiap
hari dia selalu ceria,tidak disangka ternyata dibalik hiasan bibirnya ia
menyimpan penderitaan yang mungkin tidak semua orang sanggup melewati rintangan
yang begitu mempertaruhkan nyawanya.
Keesokan harinya
setelah pulang sekolah Ira langsung menjenguk sahabatnya itu. Betapa sedihnya
perasaan Ira saat melihat sahabatnya sedang di opname. Sungguh kini Ira
mendapatkan beban yang berat,setelah mengetahui bahwa Eza selingkuh kini
sahabatnya sendiri sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit yang terbilang
ganas itu.
“Rio ini gue Ira
sahabat lo,lo gak boleh pergi Ri,gue gak bisa curhat sama siapa-siapa lagi kalo
elo gak ada,lo harus bisa bertahan Ri,sekarang gue tau kalo Eza Cuma
mempermainkan gue di selingkuh sama cewek lain Ri,ayo RI bangun gue gak bisa
curhat sama siapa-siapa lagi selain elo Ri,Cuma elo sahabat terbaik gue” Ira
yang berkata sambil meneteskan ratusan air mata yang tidak bisa terbendung dari
matanya itu sambil memegang tangan sahabatnya yang sedang di opname itu.
Tiba-tiba ada
seorang ibu yang masuk keruangan dan mengatakan
“apa kamu yang
bernama Ira” tanya seorang ibu itu
‘‘iya,, ada appa ya bu ?’’ Tanya Ira sambil mengahapus air mata yang keluar dari matanya
‘’Rio sudah cerita banyak tentang kamu,dan kini
Rio mengidap penyakit yang berbahaya dan dokter memvonis Rio bahwa ia hanya
bisa bertahan selama 10 hari’’ kata ibu itu sambil mengeluarkan air mata secara
perlahan
Ira dan ibunya Rio pun menangis dan beberapa saat
kemudian ibunya Rio mengeluarkan secarik kertas dan diberikan untuk Ira,surat
itu adalah surat milik Rio yang sengaja dititipkan untuk dibaca oleh Ira.
Hari-hari yang telah ku lewati bersama
mu,membuatku bahagia walaupun aku tau bahwa engkau bukanlah milik ku,sebenarnya
aku tidak setuju kamu pacaran dengan Eza karena setahuku dia itu Playboy,tapi
apa daya aku gak bisa menahan mu untuk mencintainya karena aku tahu bahwa kamu
akan lebih bahagia bersamanya,setiap melihat senyuman mu yang indah itu
membuatku lebih semangat berjuang hidup untuk melewati penyakit yang aku
punya.kamu bagaikan inspirasi terhebatku karna kamu, aku bisa melewati semuanya
dengan ringan, AKU SAYANG SAMA KAMU meski aku gak tau
perasaan mu kepadaku, tapi aku mohon janganlah bersedih karena tangismu itu
membuat hatiku teriris,semua tentang kita akan menjadi kenangan terindah dan
hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi Dubes Perancis karena
aku yakin kamu pasti bisa J
Betapa terharunya hati Ira saat ia membaca surat
itu. Dia tidak menyangka bahawa Rio menyayanginya dengan tulus, air mata Ira
pun kini tidak dapat terbendung lagi dan diiringi dengan suara isaknya.
Beberapa jam kemudian LCD mendeteksi detak jantung Rio tiba-tiba terlihat lurus
mendatar dan para dokter dan suster pun datang dan terlihat sibuk untuk
mengurusi Rio. Dan disaat salah satu dokter mengatakan bahwa Rio sudah tiada
dan seketika itu pula Ira jatuh lemas dan pingsan. Ia shock setelah mendengar
pernyataan dari dokter tersebut.
Beberapa hari setelah kematian Rio, Ira tidak
pernah keluar rumah dan tidak berangkat sekolah, dia hanya mendekam dirinya di
kamar dan terkadang menangis tanpa alasan. Dia tidak bisa melepaskan kepergian
sahabatnya apalagi ditambah dengan Eza yang kini menggantungkan hubungannya
dengan Ira. Sungguh saat ini Ira merasakan beban pikiran dan batin yang sangat
berat.Ira tidak tahu apa yg harus ia lakukan dan Ia tidak mau melakukan apa-apa.
Kehilangan pacar sama sahabat itu aduh rasanya itu sesuatu
banget,seriuss,sumpah,asli
Sampai suatu hari saat dia membereskan kamarnya
dia menemukan sebuah kertas yang terbang akibat hembusan angin yang masuk dari
jendela kamarnya. Tanpa berfikir lama Ira mengambil surat tersebut, ternyata
kertas itu adalah kertas milik Rio yang diberikan untuk Ira sebelum ajal
menjemput Rio.
Ira pun duduk diatas kasur bergambar menara Eifel
miliknya. Saat membaca surat tersebut Ira termenung sesaat setelah membaca
kalimat yang berbunyi “…hanya satu pesanku gapailah cita-cita mu untuk menjadi
Dubes Perancis karena aku yakin kamu pasti bisa J”
Dan disaat itu pula semangat Ira mulai meggelora
dalam hatinya. Ira kini menjadi sosok Ira yang dulu, menjadi Ira yang periang
dan murah senyum. Dan setelah melewati Ujian Nasional Ira melanjutkan kuliah di
Perancis
Setelah beberapa tahun di Perancis untuk melakukan
pekerjaannya menjadi Dubes Perancis, ia pun pulang ke negara kelahirannya yaitu
Indonesia, tempat pertama kali yang ia kunjungi di Indonesia adalah makam
sahabatnya,Rio. Setelah menaburkan bunga Ira bebicara
“Rio kini aku telah berhasil menggapai cita-cita
ku sebagai Dubes Perancis,aku yakin kalo kamu pasti bangga sama aku walaupun
kamu tidak ada disisiku saat ini” setelah mengatakan kata-kata tersebut
tiba-tiba hembusan angin yang segar dan lembut itu menggores kulit Ira yang
halus, hembusan angin itu seperti membawa sosok Rio dalam benak Ira,dan angin
yang segar itu memberikan semangat untuk Ira agar ia menjadi seseorang yang
sukses agar ia bisa membanggakan semua orang.
Air mata kebahagian yang keluar dari mata Ira
tersebut mengiringi langkahnya untuk meninggalkan makam sahabatnya.
The End
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Pengikut
Mengenai saya
- Dina Irawaty
- SMA N I MUNTILAN,@Dina_Irawaty